Meracau dan Bergumam

"Terindikasi", bukan terdakwa.

Kadang memang sekejam itu perspektif kita menilai sesuatu. Sempit, 2×3 meter saja tidak cukup luas untuk hidup konservatif. Namun, cukup untuk mengubur dalam-dalam realita dan logika.

Kadang-kadang mudah bagi kita berburuk sangka dan bersikap seolah tahu segalanya, paham segalanya. Lalu, ketika salah datang pada tindakan dan ucapan, justru kita paling ngotot untuk tidak mau diperdebatkan ataupun dibantah.

Kadang-kadang seperti itu, kenapa dunia ini tidak memiliki keseimbangan ketika manusia mencari-cari apa itu keadilan dalam bersikap? Justru keadilan yang dicarinya itu adalah sesuatu yang fana, yang bukan dalam esensinya mengisi kehidupan manusia di jagad raya.

Kadang-kadang kita sesempit itu. Memang kita ini tak ubahnya kolam lumpur, semakin meronta pada kehidupan semakin kita tenggelam dalam kemunafikan. Pasrah pun kita ditelan perlahan realita kehidupan.

Mencintai pekerjaan yang kita sukai adalah suatu keadilan dalam menjalani hidup. Tetapi harta dan kebutuhan seolah-olah tembok yang menjelma idealisme palsu. Kita mencari dan terus mencari. Sampai akhirnya kita sadar, bahwa matahari terbenam di arah yang salah dan kita masih saja tersenyum bersenang-senang; dalam keraguan dan kegugupan.

Related posts:

Most software companies don’t have the budgets of Microsoft and Google to spread the awareness of their products and that’s a big challenge for them. It also presents a missed opportunity for…

I spend very little time on Twitter but do enjoy browsing through the various comments. I’ll join in with conversations sometimes but as a whole I keep myself to myself and enjoy the view. Twitter is…

Kubernetes is one of the rapidly growing technology and all the companies are adopting it nowadays. When you run any application on Kubernetes you need to deploy so many objects such as deployment…